Dalam proses pengolahan
Getah Pinus di Pabrik Gondorukem & Terpentin (PGT) Perum Perhutani, bahan
baku industri berupa Getah Pinus (Pinus Merkusii) diproses melalui beberapa
tahapan :
1) Penerimaan & Pengujian
Bahan Baku
2) Pengenceran
3) Pencucian &
Penyaringan
4) Pemanasan/pemasakan
5) Pengujian& Pengemasan
Gondorukem dan Terpentin merupakan hasil distilasi/penyulingan dari getah
Pinus.
Gondorukem berupa padatan
berwarna kuning jernih sampai kuning tua. Sedangkan Terpentin berbentuk cair
berwarna jernih serta merupakan pelarut yang kuat.
Proses pengolahan getah menjadi
gondorukem pada umumnya meliputi 2 tahapan :
- Pemurnian getah dari
kotoran-kotaran
- Pemisahan terpentin dari
gondorukem dengan cara distilasi/penguapan.
Proses pemurnian getah.
- pengenceran getah dengan
terpentin
- pengambilan/penyaringan kotoran
kasar
- pencucian & pemisahan
kotoran halus dengan penyaringan maupun pengendapan.
Proses pemisahan gondorukem dari
terpentinnya.
- dilakukan dengan pemanasan
langsung
- dilakukan dengan pemanasan
tidak langsung. (menggunakan uap) Dalam perdagangan, gondorukem dibedakan dalam
beberapa mutu/kualita.
Faktor utama yang menentukan mutu
adalah :
- warna
- titik lunak
- kadar kotoran.
Di Indonesia telah dibuat
standardisasi mengenai mutu gondorukem, yang dikelompokan dalam mutu I, mutu
II, mutu III serta lokal. Warna gondorukem disebut dengan X (Rex) untuk warna
yang paling jernih, kemudian WW (Water White) untuk warna yang beningnya
seperti air dan WG (Window Glass) untuk warna yang bening seperti kaca jendela
dan N (Nancy) untuk warna Kuning kecoklat-coklatan, dan M dan seterusnya untuk
warna yang lebih gelap. Softening point, adalah komponen mengenai kekerasannya
yang ditunjukkan dengan derajat Celcius (°C). Kadar kotoran yang ditunjukkan
dalam prosen (%) adalah kotoran-kotoran kasar yang terkandung dalam gondorukem.
Untuk terpentin hanya ditentukan
satu mutu, yakni :
- warna jernih
- kandungan kotoran
- komposisi Alpha pinene &
Betha pinene
- Aroma Khas Terpentin.
Getah Pinus sebagai bahan baku
untuk produksi Gondorukem & Terpentin, dihasilkan dari hasil penyadapan
pohon Pinus Merkusii.
Getah Pinus yang dikumpulkan dan
diterima di PGT berupa :
- cairan kental yang bercampur
dengan kristal,
- air,
- serpihan kayu,
- daun pinus,
- kembang pinus,
- dan kotoran-kotoran lain yang
sengaja/tak sengaja dicampurkan (tanah, pasir dll).
Oleh karenanya Kualitas Getah
ditentukan oleh kadar kotoran dan warnanya. Untuk memperoleh Gondorukem
berkualitas baik diperlukan getah yang baik pula. Karenanya sangat membantu
bila sekiranya getah bisa dipisahkan sesuai dengan kualitasnya. Kalau tidak,
maka diperlukan peralatan yang baik dan canggih untuk mendapatkan kembali getah
yang berkualita baik. Dalam proses pengenceran getah dengan penambahan beberapa
liter terpentin sesuai dengan kondisi getah yang akan diproses. Pengenceran
getah ini dimaksudkan untuk memudahkan pemisahan kotoran dari getah maupun
memudahkan didalam pemindahan dan penyaringannya. Setelah mencapai kondisi
pengenceran yang diinginkan maka larutan getah didiamkan/diendapkan beberapa
menit untuk memberikan kesempatan terjadinya endapan kotoran dan air turun
kebawah, setelah itu dilakukan pembuangan dan penyaringan. Dari hasil akhir
proses pada tangki pemurnian dapat diketahui hasil gondorukem dan terpentin
yang baik atau tidak. Pada proses tangki pemurnian ini pula sangat ditentukan
perlakuan yang cermat dan trampil, karena meskipun dari hasil proses pencucian
berhasil sempurna namun tanpa ada dukungan dari proses pemasakan yang baik maka
hasil dari gondorukem pun jadi bermutu rendah, misalnya titik lunak terlalu
rendah, browning/hangus, atau berkristal. Untuk itu didalam menangani tangki
pemasakan ini diperlukan ketelitian dan kecermatan operator didalam melakukan
pemasakan maupun mengenal peralatan yang ditangani (karakter alat).
Pada proses pemasakan yang perlu
diperhatikan antara lain :
- Pemanasan harus bertahap
- Tekanan vakum
- Tekanan uap dari uap penekan
(Open steam) tidak terlalu besar (golakan tidak terlalu besar)
- Suhu pemanasan
- Suhu peludangan (canning)
narasumber :
0 komentar
Posting Komentar