Getah Pinus sebagai bahan baku untuk produksi Gondorukem & Terpentin,
dihasilkan dari hasil penyadapan pohon Pinus Merkusii.Getah pinus, merupakan
bahan baku pembuatan minyak gondorukem dan terpentin.Mutu getah pinus
ditentukan oleh kadar kotoran dan warnanya.Warna getah yang putih adalah warna
yang baik, dan merupakan getah pinus dengan Mutu A.Sedangkan warna yang lebih
tua merupakan Mutu B.Warna getah yang lebih tua dikarenakan getah pinus
mengandung banyak kotoran.
Di Indonesia, telah dibuat standarisasi mengenai mutu getah pinus yang di
kelompokkan sebagai berikut:
Grade 1 : X ( Rex)
Grade 2 : WW ( White Water)
Grade 3 : WG ( Window Glass )
Grade 4 : N ( Nancy) .
Warna getah pinus disebut dengan X ( Rex) untuk warna yang paling jernih,
kemudian WW ( Water White) untuk warna yang beningnya seperti air dan WG ( Window
Glass) untuk warna yang bening seperti kaca jendela dan N ( Nancy) untuk warna
Kuning kecoklat-coklatan, dan M dan seterusnya untuk warna yang lebih gelap.
Softening point, adalah komponen mengenai kekerasannya yang ditunjukkan dengan
derajat Celcius ( ° C) .
PROSES PENGOLAHAN GETAH PINUS MENJADI MINYAK GONDORUKEM dan TERPENTIN.
Kegunaan Gondorukem yang selama ini dikenal awam adalah sebagai bahan proses
pembuatan batik dan bahan untuk melekatkan patri atau solder. Namun
kenyataannya gondorukem mempunyai kegunaan lain yang bernilai ekonomis tinggi
yaitu : Untuk pelapis kertas, bahan additive, tinta printing, industri ban,
isolasi alat elektronik, cat, vernis, plastik, sabun. semir sepatu, keramik.
lem dan lain lain.Proses pengolahan getah menjadi gondorukem pada umumnya
meliputi 2 tahapan, yaitu Pemurnian getah pinus dari kotoran-kotoran, dan
pemisahan terpentin dari minyak gondorukem melalui proses distilasi/
penguapan.Dalam proses pemurnian getah pinus, terdiri dari beberapa tahapan,
yaitu:
1.Penerimaan dan pengujian bahan baku ( getah pinus) .
2.Pengenceran getah pinus.
Proses pengenceran getah pinus dilakukan dengan bantuan terpentin.Dalam proses
pengenceran getah dengan penambahan beberapa liter terpentin sesuai dengan
kondisi getah yang akan diproses. Pengenceran getah ini dimaksudkan untuk
memudahkan pemisahan kotoran dari getah maupun memudahkan didalam pemindahan
dan penyaringannya. Setelah mencapai kondisi pengenceran yang diinginkan maka
larutan getah didiamkan/ diendapkan beberapa menit untuk memberikan kesempatan
terjadinya endapan kotoran dan air turun kebawah, setelah itu dilakukan
pembuangan dan penyaringan
3.Pencucian dan penyaringan getah pinus.
Proses pencucian dan penyaringan getah pinus dapat dilakukan dengan
pengendapan, ataupun penyaringan.
4.Pemanasan/ pemasakan getah pinus.
Proses ini adalah tahapan untuk tujuan pemisahan minyak gondorukem dan
terpentin.Proses ini dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu pemanasan langsung,
dan/ ataupun pemanasan tidak langsung ( dengan menggunakan uap) . Dari hasil
akhir proses pada tangki pemurnian dapat diketahui hasil gondorukem dan
terpentin yang baik atau tidak. Pada proses tangki pemurnian ini pula sangat
ditentukan perlakuan yang cermat dan trampil, karena meskipun dari hasil proses
pencucian berhasil sempurna namun tanpa ada dukungan dari proses pemasakan yang
baik maka hasil dari gondorukem pun jadi bermutu rendah, misalnya titik lunak
terlalu rendah, browning/ hangus, atau berkristal.Pada proses pemasakan yang
perlu diperhatikan antara lain adalah, pemanasan harus bertahap, tekanan vakum,
tekanan uap dari uap penekan ( open steam) tidak terlalu besar, suhu pemanasan,
dan suhu peludangan ( canning) .
5.Pengujian dan pengemasan hasil olahan getah pinus ( minyak gondorukem dan terpentin) .
Gondorukem dan Terpentin merupakan hasil distilasi/ penyulingan dari getah
Pinus. Gondorukem berupa padatan berwarna kuning jernih sampai kuning tua.
Sedangkan Terpentin berbentuk cair berwarna jernih serta merupakan pelarut yang
kuat.Dalam perdagangan, gondorukem dibedakan dalam beberapa mutu/ kualita.
Faktor utama yang menentukan mutu adalah warna, titik lunak, dan kadar
kotoran.Di Indonesia, telah dibuat standarisasi mengenai mutu gondorukem.Yang
dikelompokkan dalam kelompok Mutu I, Mutu II, Mutu III, serta Lokal.
sumber : Here
0 komentar
Posting Komentar