Selasa, 20 Agustus 2013

GETAH PINUS - OIL PINE RESSIN


GETAH PINUS.

Getah Pinus sebagai bahan baku untuk produksi Gondorukem & Terpentin, dihasilkan dari hasil penyadapan pohon Pinus Merkusii.Getah pinus, merupakan bahan baku pembuatan minyak gondorukem dan terpentin.Mutu getah pinus ditentukan oleh kadar kotoran dan warnanya.Warna getah yang putih adalah warna yang baik, dan merupakan getah pinus dengan Mutu A.Sedangkan warna yang lebih tua merupakan Mutu B.Warna getah yang lebih tua dikarenakan getah pinus mengandung banyak kotoran.

Di Indonesia, telah dibuat standarisasi mengenai mutu getah pinus yang di kelompokkan sebagai berikut:

Grade 1 : X ( Rex)
Grade 2 : WW ( White Water)
Grade 3 : WG ( Window Glass )
Grade 4 : N ( Nancy) .

Warna getah pinus disebut dengan X ( Rex) untuk warna yang paling jernih, kemudian WW ( Water White) untuk warna yang beningnya seperti air dan WG ( Window Glass) untuk warna yang bening seperti kaca jendela dan N ( Nancy) untuk warna Kuning kecoklat-coklatan, dan M dan seterusnya untuk warna yang lebih gelap. Softening point, adalah komponen mengenai kekerasannya yang ditunjukkan dengan derajat Celcius ( ° C) .

PROSES PENGOLAHAN GETAH PINUS MENJADI MINYAK GONDORUKEM dan TERPENTIN.

Kegunaan Gondorukem yang selama ini dikenal awam adalah sebagai bahan proses pembuatan batik dan bahan untuk melekatkan patri atau solder. Namun kenyataannya gondorukem mempunyai kegunaan lain yang bernilai ekonomis tinggi yaitu : Untuk pelapis kertas, bahan additive, tinta printing, industri ban, isolasi alat elektronik, cat, vernis, plastik, sabun. semir sepatu, keramik. lem dan lain lain.Proses pengolahan getah menjadi gondorukem pada umumnya meliputi 2 tahapan, yaitu Pemurnian getah pinus dari kotoran-kotoran, dan pemisahan terpentin dari minyak gondorukem melalui proses distilasi/ penguapan.Dalam proses pemurnian getah pinus, terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:

1.Penerimaan dan pengujian bahan baku ( getah pinus) .
2.Pengenceran getah pinus.

Proses pengenceran getah pinus dilakukan dengan bantuan terpentin.Dalam proses pengenceran getah dengan penambahan beberapa liter terpentin sesuai dengan kondisi getah yang akan diproses. Pengenceran getah ini dimaksudkan untuk memudahkan pemisahan kotoran dari getah maupun memudahkan didalam pemindahan dan penyaringannya. Setelah mencapai kondisi pengenceran yang diinginkan maka larutan getah didiamkan/ diendapkan beberapa menit untuk memberikan kesempatan terjadinya endapan kotoran dan air turun kebawah, setelah itu dilakukan pembuangan dan penyaringan

3.Pencucian dan penyaringan getah pinus.
Proses pencucian dan penyaringan getah pinus dapat dilakukan dengan pengendapan, ataupun penyaringan.

4.Pemanasan/ pemasakan getah pinus.
Proses ini adalah tahapan untuk tujuan pemisahan minyak gondorukem dan terpentin.Proses ini dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu pemanasan langsung, dan/ ataupun pemanasan tidak langsung ( dengan menggunakan uap) . Dari hasil akhir proses pada tangki pemurnian dapat diketahui hasil gondorukem dan terpentin yang baik atau tidak. Pada proses tangki pemurnian ini pula sangat ditentukan perlakuan yang cermat dan trampil, karena meskipun dari hasil proses pencucian berhasil sempurna namun tanpa ada dukungan dari proses pemasakan yang baik maka hasil dari gondorukem pun jadi bermutu rendah, misalnya titik lunak terlalu rendah, browning/ hangus, atau berkristal.Pada proses pemasakan yang perlu diperhatikan antara lain adalah, pemanasan harus bertahap, tekanan vakum, tekanan uap dari uap penekan ( open steam) tidak terlalu besar, suhu pemanasan, dan suhu peludangan ( canning) .

5.Pengujian dan pengemasan hasil olahan getah pinus ( minyak gondorukem dan terpentin) .
Gondorukem dan Terpentin merupakan hasil distilasi/ penyulingan dari getah Pinus. Gondorukem berupa padatan berwarna kuning jernih sampai kuning tua. Sedangkan Terpentin berbentuk cair berwarna jernih serta merupakan pelarut yang kuat.Dalam perdagangan, gondorukem dibedakan dalam beberapa mutu/ kualita. Faktor utama yang menentukan mutu adalah warna, titik lunak, dan kadar kotoran.Di Indonesia, telah dibuat standarisasi mengenai mutu gondorukem.Yang dikelompokkan dalam kelompok Mutu I, Mutu II, Mutu III, serta Lokal.


sumber : Here

Artikel Terkait

0   komentar

Posting Komentar

Cancel Reply
W E L C O M E